1. Hakikat Media Cerita Bergambar
a.
Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang
secara harfiah berarti tengah, perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
penerima pesan. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengantarkan
pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan.
Ada
beberapa pengertian tentang media secara khusus, yaitu:
1)
AECT (Association for Education and Communication and
Technologi) dalam Sri Anitah ( 2009:4) mendefinisikan ‘media sebagai segala
bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi’.
2)
Menurut Briggs dalam Sri Anitah (2009:4) menyatakan
bahwa ‘media pada hakikatnya adalah peralatan fisik untuk membawakan atau
menyempurnakan isi pembelajaran’.
3)
Gerlach dan Ely dalam Azhar Arsyad (2005:3) berpendapat
bahwa ‘media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap’.
4)
Azhar Arsyad (2005:3) mengemukakan pengertian “media
dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal”.
5)
Arif S. Sadiman, dkk (2007: 7) mengungkapkan pengertian
media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari
pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
6)
Menurut Sri Anitah (2009:5) “Media adalah setiap orang,
bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.
Bertolak pada beberapa pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk
memperjelas pembelajaran yang disampaikan kepada siswa dan membantu siswa untuk
dapat menangkap pesan pembelajaran dengan baik.
b.
Jenis-jenis Media
Menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 40) menyatakan bahwa
media pembelajaran diidentifikasi dalam berbagai jenis yaitu dilihat dari sisi
aspek bentuk fisik dan sisi aspek panca indera. Pembagian jenis media pembelajaran sebagai berikut: 1) Media
Pembelajaran dilihat dari sisi aspek bentuk fisik, dengan membagi jenis sebagai
berikut: a) Media elektronik, seperti televisi, film, radio, slide, video, VCD,
DVD, LCD, komputer, Internet, dan lain-lain. b) Media non elektronik, seperti
buku, handout, modul, diktat, media grafis dan alat peraga. 2) Ada yang melihat
dari aspek panca indera dengan membagi menjadi tiga yaitu: a) Media audio
(dengar), b) Media visual (melihat), termasuk media grafis, c) Media
audio-visual (dengar-melihat). 3) Ada
yang melihat dari aspek alat dan bahan yang digunakan, yaitu: a) Alat perangkat
keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan, dan b) Perangkat lunak
(software), sebagai pesan atau informasi.
Menurut Sulaiman dalam Alfiah dan Yunarko B. S. (2009:
17) mengklasifikasikan gambar ke dalam alat-alat yang dapat diperlihatkan rupa
dan bentuk. Alat ini akan terbagi menjadi visual dua dimensi, ada dua yaitu
bidang transparan dan bidang tidak transparan. Gambar termasuk pada alat visual
dua dimensi pada bidang tidak transparan.
Menurut Suparno dalam Alfiah dan Yunarko B. S.
(2009:18), gambar termasuk media pandang non proyeksi. Gambar-gambar yang
termasuk dalam klasifikasi media pandang non proyeksi ini antara lain sebagai
berikut; a) Gambar Seri (flow chart) adalah media yang terbuat dari kertas
manila besar dan lebar yang berisi beberapa buah gambar. Gambar-gambar satu
dengan yang lain saling berhubungan sehingga merupakan rangkaian cerita. Media
ini sangat sesuai dengan tujuan pembelajaran keterampilan ekspresi lisan, b) Cerita
Gambar (wall chart) adalah media gambar, bagan, atau skema yang biasanya
digantungkan pada dinding. Media ini dapat digunakan untuk melatih penguasaan
kosakata dan penyusunan kalimat. Salah satu jenis wall chart ini adalah cerita
gambar, c) Flash Chart (stick figure) adalah gambar-gambar yang berupa
garis-garis sederhana, tetapi sudah menggambarkan pesan yang jelas. Gambar
tersebut tidak boleh disertai tulisan apa pun. Media ini cocok untuk melatih
keterampilan dengan menggunakan pola kalimat tertentu. d) Kartu Gambar adalah
media yang terbuat dari kartu-kartu kecil. Media ini berfungsi untuk melatih
keterampilan membaca permulaan. Setiap kartu berisikan gambar yang diperoleh
dengan jalan menempelkan guntingan gambar dan majalah atau tempat lain.
Berpijak pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
cerita bergambar (wall chart) termasuk ke dalam jenis media gambar yaitu media pandang
non proyeksi dan media visual dua dimensi pada bidang tidak transparan.
c.
Fungsi Media
Menurut Levie & Lentz dalam Azhar Arsyad (2005:
16-17) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu: fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan fungsi
kompensatoris. 1) Fungsi atensi media
visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang
ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran, 2) Fungsi afektif media visual
dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks
yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap
siswa, 3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan
penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar
pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar, 4) Fungsi kompensatoris media
pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Media berfungsi untuk tujuan intruksi dimana informasi
yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak maupun
mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat
terjadi. Oleh karena itu, guru harus mampu merancang secara lebih sistematis
dan psikologis pembelajaran yang akan dilakukan dengan menggunakan media,
sehingga peran masing-masing antara guru dengan media pembelajaran dapat
terlaksana dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan efektif, efisien dan
menyenangkan.
Menurut Azhar Arsyad (2005:15) menyatakan bahwa fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan
oleh guru.
Berdasarkan
pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media yaitu sebagai alat
bantu pencapaian tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran yang berperan untuk
membantu mempermudah penangkapan dan pemahaman siswa terhadap isi pelajaran.
d.
Manfaat Media
Sedangkan menurut Sudjana dan Rivai dalam Azhar Arsyad
(2005:24) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa,
yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan
motivasi belajar; 2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga akan
lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pembelajaran; 3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata
komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak
bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap
jam pelajaran; 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Menurut Azhar Arsyad (2005: 26-27) menyatakan bahwa
ada beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses
belajar mengajar sebagai berikut: 1) Media pembelajaran dapat memperjelas
penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan
proses dan hasil belajar; 2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,
interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan
siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; 3) Media
pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan waktu; a) Objek
atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat
diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau model; b) Objek
atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan
dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar; c) Kejadian langka yang
terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan
melalui rekaman video, film, foto, slide disamping secara verbal; d) Objek atau
proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret
melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer; e) Kejadian atau percobaan
yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer,
film, dan video; f) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi
atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong
menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide,
atau simulasi komputer. 4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya misalnya melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau
kebun binatang.
Dari pendapat di atas, jelaslah bahwa media
pembelajaran digunakan untuk membantu guru untuk dapat menyampaikan informasi
atau isi pesan dalam pembelajaran secara jelas, menarik, dan bervariasi
sehingga dapat menjadi sarana untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran dan
dapat meningkatkan proses serta hasil belajar.
e.
Media Cerita bergambar
Media cerita bergambar merupakan rangkaian
kegiatan/cerita yang disajikan secara berurutan kemudian siswa dilatih
mengungkapkan adegan dan kegiatan tersebut yang apabila dirangkaikan akan
menjadi suatu cerita. Gambar dalam cerita akan lebih menarik lagi jika
didasarkan khususnya pada kegiatan kehidupan siswa.
Menurut Andre Rinanto dalam Trining Agustin (2007: 10)
memberi batasan pengertian media cerita bergambar adalah “Salah satu jenis
bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, media cerita bergambar
merupakan jenis bahasa yang diekspresikan lewat tanda dan simbol”.
Media cerita bergambar merupakan salah satu media yang
tepat yang dapat digunakan untuk menstimulus kemauan dan kemampuan membaca
nyaring pada siswa. Media cerita bergambar dalam penelitian ini adalah
rangkaian kegiatan atau cerita pada gambar yang disertai kalimat sederhana
dengan penyajian secara berurutan.
f.
Manfaat Media Cerita Bergambar
Media cerita bergambar termasuk ke dalam jenis media
gambar, sehingga memiliki manfaat sama seperti media gambar pada proses
pembelajaran. Hamalik dalam Alfiah dan Yunarko B. S. (2009: 19) menyatakan
bahwa gambar memiliki sejumlah manfaat. Manfaat tersebut antara lain, (1) dapat
digunakan untuk menjelaskan sesuatu masalah karena itu bernilai terhadap semua
pelajaran di sekolah. (2) Bernilai ekonomis, mudah didapatkan dan murah, dan
(3) mudah digunakan, baik perseorangan maupun kelompok, satu gambar dapat
digunakan oleh siswa dalam satu kelas.
Sulistyowati (2006: 22) berpendapat bahwa manfaat yang
diperoleh dalam proses belajar membaca dengan menggunakan media cerita
bergambar yaitu anak dapat memahami isi gambar sehingga anak dapat lebih
termotivasi dan lebih tertarik untuk membaca dan mengetahui isi cerita
bergambar.
Bertolak pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat
penggunaan media cerita bergambar adalah dapat memperjelas penguasaan dan pemahaman
siswa mengenai pesan bacaan dan cara membaca yang baik serta dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar.
g.
Teknik Penggunaan Media Cerita Bergambar
Amir Hamzah Sulaiman dalam Trining Agustin (2007: 10)
menyatakan bahwa ‘Untuk dapat menggunakan media cerita bergambar secara
efektif, peneliti harus mempunyai tujuan yang jelas atas dasar penggunaannya’.
Dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar, media cerita bergambar
digunakan dengan cara menunjukkan gambar dan siswa diajak memaparkan isi
kejadian pada gambar. Setelah itu, siswa diajak mengenal suku kata, kata, dan
kalimat sederhana pada teks cerita yang tersedia.
Media cerita bergambar dalam meningkatkan keterampilan
membaca nyaring pada kelas awal disarankan dibuat secara berseri sesuai dengan
kalimat cerita yang dibuat secara berurutan, artinya media yang berupa gambar
yang disertai kalimat tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain
sehingga menjadi suatu rangkaian cerita. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan
karakteristik anak yang mudah bosan dan
kurang tertarik jika hanya dihadapkan dengan kata-kata dalam beberapa kalimat.
Dalam proses belajar mengajar, media cerita bergambar
diletakkan di depan kelas bagian tengah dengan tampilan jelas, agar terlihat
oleh semua siswa. Oleh karena itu, media ini dibantu dengan gantungan untuk
dapat menggantungkan serangkaian cerita bergambar. Untuk lebih jelas mengenai bentuk
media cerita bergambar dapat dilihat pada lampiran.
bukunya Trining Agustin kalo boleh tau judulnya apa?? penerbit dari mana ya??
BalasHapusHalo mas, aku boleh tannya refrensinya dari buku apa aja?? Mau aku masukin ke skripsi aku soalnya. Makasih mas...
BalasHapusboleh tanya dong mas referensi nya dari mana aja ya ? buat referensi skripsi aku juga nih
BalasHapus